SUMBAWAPOST.com, Mataram– Gelombang kemarahan atas rencana relaksasi izin ekspor konsentrat PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) makin membara. Kali ini, Konsorsium Aktivis NTB tampil garang menentang keras kebijakan yang dinilai mencederai semangat hilirisasi dan mengancam kedaulatan ekonomi bangsa.
Dalam pernyataan resminya, Ketua Konsorsium Aktivis NTB, Fidar Khairul Diaz, menyebut relaksasi ini sebagai bentuk pengkhianatan terhadap agenda besar Presiden Jokowi dalam membangun industri pemurnian nasional.
“Relaksasi ini bukan solusi, tapi sabotase terhadap masa depan industri kita. Jangan karena kepentingan segelintir elit tambang, rakyat harus menanggung kemunduran kebijakan negara,” tegas Fidar, dalam keterangan yang diterima media ini, Sabtu (12/7).
Fidar menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan lemah menghadapi lobi-lobi tambang raksasa. Menurutnya, PT Amman Mineral sudah diberikan konsesi besar, namun hingga kini belum mampu menyelesaikan smelter sebagaimana amanat Undang-Undang.
“Kalau belum sanggup bangun smelter, jangan minta kelonggaran. Cabut saja izin ekspornya. Negara ini bukan milik oligarki tambang,” katanya.
Konsorsium tak hanya berteriak dari balik meja. Mereka sedang menyiapkan gelombang perlawanan rakyat jika suara mereka terus diabaikan. Tak tanggung-tanggung, aksi unjuk rasa akbar di Mataram dan Jakarta siap digelar.
“Ini bukan soal politik, ini soal harga diri bangsa. Kalau pemerintah tetap bungkam, kami akan turun ke jalan, mengepung pusat kekuasaan demi selamatkan sumber daya alam Indonesia,” ancam Fidar.
Dalam pernyataannya, Konsorsium Aktivis NTB juga mendesak:
1. Tolak total relaksasi ekspor konsentrat PT Amman Mineral.
2. Audit menyeluruh proyek smelter Amman di Sumbawa Barat.
3. Tegakkan sanksi administratif bagi perusahaan tambang nakal.
4. Transparansi total kebijakan ekspor mineral nasional.
Menurut Fidar, jika kelonggaran terus diberikan, maka hilirisasi hanya tinggal jargon, dan kedaulatan ekonomi tinggal cerita kosong.
“Investor jangan dibiarkan merasa kebal aturan. Kita bukan negeri jajahan tambang asing,” tukasnya.
Hingga berita ini tayang, pihak PT Amman Mineral belum memberikan tanggapan resmi atas penolakan dan kecaman keras dari Konsorsium Aktivis NTB.












