SUMBAWAPOST.com, Mataram – Tim Kelompok Kerja (Pokja) Riset Bidang Ekonomi dan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB menerima kunjungan dari Fakultas Teknologi Pangan (FATEPA) Universitas Mataram, Senin (16/06). Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi berkelanjutan yang telah memasuki pertemuan keempat.
Fokus utama kali ini adalah pembahasan pengembangan tiga komoditas unggulan daerah yakni nira aren, rumput laut, dan kelor. Ketiga komoditas tersebut rencananya akan diusulkan masuk dalam agenda perencanaan tahun 2026, dengan target pengembangan ekosistem dari hulu hingga hilir.
Dalam paparannya, Dr. Kurniawan Yuniarto bersama tim menyoroti potensi besar nira aren sebagai bahan baku minuman fungsional siap saji. Namun, tantangan yang mengemuka adalah belum tersedianya teknologi pengawetan yang mampu menjaga kualitas nira segar (fresh) dengan grade A.
Menanggapi hal itu, pihak BRIDA menekankan pentingnya pembangunan sistem spasial berbasis komoditas yang didukung kolaborasi data lintas lembaga. Ke depan, arah kerja sama akan difokuskan pada pemetaan potensi, strategi hilirisasi, serta integrasi dengan sistem informasi perencanaan daerah.
Sementara itu, Mutia Devi Ariyana dari FATEPA memaparkan berbagai inovasi olahan rumput laut, seperti beras analog, roti fungsional, yoghurt sinbiotik berbasis jagung dan Eucheuma spinosum, serta produk protein seperti bakso, nugget, dan sosis. Tantangan utamanya adalah pada aspek pengemasan dan daya simpan, terutama untuk mendukung skala pasar UMKM.
Tak kalah menarik, Siska Cicilia juga memaparkan potensi kelor sebagai superfood lokal yang menjanjikan. Beberapa produk inovatif yang tengah dikembangkan antara lain jelly drink, selai kelor-nanas, dan nugget ikan berbahan tepung kelor. Meski demikian, produk-produk tersebut masih memerlukan reformulasi, khususnya dalam hal rasa dan aroma.
Koordinator Tim Kerja Ekonomi dan Pembangunan BRIDA NTB menegaskan bahwa riset atas ketiga komoditas ini tidak akan berhenti di tataran kajian. BRIDA akan mengawal hingga tahap implementasi melalui skema riset terapan berbasis lokus.
“Untuk memperkuat argumentasi perencanaan dan anggaran lintas sektor, BRIDA bersama mitra riset tengah menyusun policy brief sebagai dasar pengambilan kebijakan pembangunan ke depan,” tandasnya.












