Tak hanya datang menyerap aspirasi, Anggota DPRD NTB Nadirah Al-Habsyi datang membawa harapan. Dalam reses bersama Pengurus NU Kabupaten Dompu, ia berjanji memperjuangkan pembangunan Sekretariat PCNU Dompu tahun 2026, serta membuka pintu bagi warga yang kesulitan mengakses layanan kesehatan dan pendidikan di tingkat Provinsi.
SUMBAWAPOST.com, Dompu- Dalam suasana penuh keakraban dan semangat kebersamaan, Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dari Komisi V, Nadirah Al-Habsyi, tampil berapi-api saat menyapa warga dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Dompu dalam kegiatan reses masa persidangan pertama tahun 2025/2026, Sabtu (2/11/2025).
Di tengah tepuk tangan para hadirin, politisi perempuan yang dikenal lugas dan rendah hati itu menegaskan komitmen besarnya untuk memperjuangkan pembangunan Sekretariat PCNU Dompu pada tahun 2026 mendatang.
“Kita harus punya sekretariat NU tahun 2026, apapun bentuknya. Kalau tidak kita, siapa lagi yang berjuang untuk cucu-cucu kita nanti,” tegas Nadirah Al-Habsyi.
Pernyataan itu sontak disambut sorak dukungan dari para tokoh dan warga NU yang hadir. Aura kebanggaan dan semangat perjuangan terasa memenuhi ruangan.
Menurut Nadirah, pembangunan sekretariat NU Dompu bukan semata proyek fisik, melainkan simbol persatuan dan pusat gerakan sosial-keagamaan di daerah.
“Sekretariat itu bukan sekadar bangunan. Ia adalah rumah besar bagi jamaah, tempat kita merancang masa depan generasi penerus, dan pusat kegiatan keagamaan serta sosial di tingkat daerah,” ujarnya.
Sebagai Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) NTB, Nadirah Al-Habsyi mengaku telah mendiskusikan langkah konkret pembangunan tersebut dengan sejumlah pengurus NU, bahkan menargetkan peletakan batu pertama bisa dilakukan tahun depan.
“Tahun 2026 nanti, kita pastikan Ketua PWNU Nusa Tenggara Barat yang akan meletakkan batu pertama pembangunan sekretariat kita,” tambahnya penuh optimisme.
Tak ingin sekadar bicara visi dan rencana, Nadirah menunjukkan aksi nyata dalam reses tersebut. Ia menyerahkan satu unit sound system untuk menunjang kegiatan keorganisasian NU Dompu.
“Jangan dilihat dari besar kecilnya, tapi ini bentuk niat dan kontribusi saya untuk NU,” ucapnya dengan nada tulus.
Langkah kecil itu justru menjadi simbol besar: bahwa komitmen politikus perempuan ini tak berhenti pada janji, tapi berwujud kepedulian konkret terhadap gerakan keumatan di daerah.
Sebagai anggota DPRD yang duduk di Komisi V membidangi pendidikan dan kesehatan, Nadirah juga membuka ruang komunikasi langsung bagi masyarakat Dompu yang mengalami kesulitan mengakses layanan publik di tingkat provinsi.
“Kalau ada keluarga atau sahabat yang kesulitan mengurus pasien di provinsi, hubungi saya. Saya akan bantu fasilitasi sampai tuntas,” tegas istri Sekretaris PW GP Ansor NTB itu.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa program-program sosial seperti rumah layak huni, dukungan UMKM, dan beasiswa pendidikan terus diperjuangkan melalui kerja sama lintas sektor di DPRD NTB.
“Bantuan sosial dan pemberdayaan ekonomi harus terus mengalir. Saya ingin memastikan setiap keluarga punya kesempatan yang sama untuk hidup layak dan mandiri,” ujarnya.
Nadirah juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas guru dan pemberian beasiswa bagi siswa yang belum terakomodir dalam program PPPK, sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan pendidikan di NTB.
Menutup kegiatan resesnya, Nadirah memberikan pesan inspiratif yang menyentuh hati hadirin.
“Orang sukses bukan yang paling pintar atau paling banyak uang, tapi yang pandai berkomunikasi dengan baik dan mampu mempengaruhi cara berpikir orang lain ke arah positif,” katanya.
Pesan itu menggema di tengah tepuk tangan peserta reses menjadi refleksi bahwa kesuksesan dalam membangun masyarakat bukan hanya soal jabatan atau kekayaan, tetapi kemampuan menjalin komunikasi, silaturahmi, dan empati dengan sesama.
Kegiatan reses tersebut disambut antusias oleh pengurus NU, tokoh masyarakat, dan warga Dompu yang hadir. Mereka menilai komitmen Nadirah membawa energi baru bagi perjuangan umat dan pembangunan daerah.
Para tokoh berharap agar aspirasi yang disampaikan dalam forum itu benar-benar diperjuangkan dalam pembahasan APBD Provinsi NTB tahun 2026.
Bagi warga NU Dompu, pertemuan itu bukan sekadar kegiatan rutin wakil rakyat, melainkan momen lahirnya harapan baru harapan akan berdirinya Sekretariat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Dompu sebagai simbol kemandirian dan kebersamaan warga Nahdliyin di masa depan.
Dalam kancah politik NTB, nama Nadirah dikenal sebagai sosok yang konsisten memperjuangkan isu pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan. Keberadaannya di DPRD bukan hanya representasi suara perempuan, tapi juga simbol hadirnya politik yang mengakar dari bawah politik yang menyentuh kebutuhan nyata masyarakat.
Kiprah dan komitmennya menjadikan Nadirah sebagai salah satu figur muda NU yang tidak hanya berbicara di ruang sidang, tapi juga turun langsung mendengar, menyerap, dan bertindak untuk rakyat.
“Kita berjuang bukan untuk hari ini, tapi untuk masa depan anak cucu kita,” ujar Nadirah menutup resesnya.












