SUMBAWAPOST.com, Mataram – Tak mau main-main soal pangan rakyat, Kapolresta Mataram Kombes Pol. Hendro Purwoko, S.I.K., M.H., memastikan jajaran kepolisian di wilayahnya siap mengawal ketat distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum BULOG sekaligus memberantas praktik curang seperti beras oplosan.
Komitmen ini ditegaskan Hendro usai mengikuti arahan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Rabu (13/8/2025), yang digelar serentak secara virtual melalui Command Center Polresta Mataram dan diikuti seluruh Kapolres jajaran Polda. Turut mendampingi Kapolri, jajaran pejabat utama Mabes Polri seperti Irwasum, Kabaintelkam, Dankorbrimob, hingga Asops Polri.
Dalam arahannya, Kapolri menekankan bahwa stabilitas harga dan pasokan beras di pasar bukan hanya urusan pemerintah, tetapi juga tanggung jawab Polri sebagai penjaga keamanan pangan. Ia menyoroti praktik nakal yang kerap muncul, seperti pengoplosan beras, pengurangan berat bersih, hingga penggunaan ulang kemasan SPHP untuk menjual beras campuran berkualitas rendah.
“Siapa pun yang bermain curang, tindak tegas. Jangan biarkan rakyat dirugikan menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI,” tegas Kapolri.
Kapolri juga meminta seluruh jajarannya menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) secara masif, mengantisipasi lonjakan harga beras, dan memastikan tidak ada distributor yang menimbun stok demi keuntungan pribadi. Bahkan, pada Kamis (14/8/2025), akan dilaksanakan kickoff penjualan beras SPHP serentak di seluruh Indonesia dengan target penyaluran yang harus dijaga ketat.
Menanggapi hal itu, Kapolresta Mataram memastikan pihaknya telah mengawal penyaluran beras SPHP hingga tingkat Polsek melalui GPM. Ia menegaskan belum ada tanda-tanda permainan dari distributor di wilayahnya, namun pengawasan akan terus diperketat.
“Target penyaluran akan kami maksimalkan. Kami tidak akan beri ruang bagi spekulasi yang bisa membuat harga naik atau stok langka. Masyarakat harus merasa aman,” ujarnya.
Dengan langkah ini, jajaran Polresta Mataram berharap harga beras tetap terjangkau, stok aman, dan tidak ada pihak yang memanfaatkan momen kemerdekaan untuk meraup keuntungan di atas penderitaan rakyat.












