SUMBAWAPOST.com, Mataram – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, resmi membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTB 2025 di Aula Bank Mandiri, Kota Mataram, Sabtu (23/8).
Acara ini dihadiri Ketua Dekranasda NTB, Sinta M. Iqbal, jajaran pengurus provinsi, serta perwakilan Dekranasda dari seluruh kabupaten/kota se-NTB.
Dalam arahannya, Gubernur Iqbal menegaskan bahwa Dekranasda harus hadir menjadi jembatan bagi para pengrajin NTB. Menurutnya, para pengrajin memiliki kemampuan teknis yang luar biasa, terutama dalam pembuatan tenun dan kriya, tetapi masih tertinggal pada desain, inovasi, dan pemasaran.
“Mereka bisa membuat kain terbaik, tetapi kesulitan menjadikannya produk fesyen bernilai tinggi. Di sinilah Dekranasda harus turun tangan, menggandeng para desainer, agar karya lokal bisa tembus pasar global,” tegas Iqbal.
Gubernur juga menyoroti permainan harga yang merugikan pengrajin. Selama ini, karya mereka dijual murah di tingkat lokal, sementara di pasaran bernilai berkali lipat.
“Bayangkan, kain tenun dijual ratusan ribu, tapi di butik-butik kota besar harganya bisa jutaan. Ini tidak adil. Dekranasda harus menjadi benteng untuk melindungi pengrajin agar tidak dieksploitasi,” ujarnya tegas.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTB akan mendorong subsidi bahan baku, seperti benang katun dan sutra, agar harga produksi lebih terjangkau.
“Kalau bunga kredit UMKM saja bisa disubsidi, kenapa bahan baku pengrajin tidak? Ini komitmen kami, dan harus diperjuangkan bersama,” tambahnya.
Iqbal menegaskan, tahun 2025 adalah tahun penataan, tetapi 2026 harus menjadi tahun percepatan.
“Tahun ini kita berproses, tapi tahun depan kita harus lari. Kita ingin meninggalkan warisan bahwa pengrajin NTB bukan hanya produktif, tapi juga sejahtera,” tandasnya.
Senada dengan Gubernur, Ketua Dekranasda NTB, Sinta M. Iqbal, menekankan pentingnya sinkronisasi program dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.
“Harapan pemerintah provinsi jelas: membawa NTB lebih makmur. Caranya hanya satu, kita harus turun langsung, mendengar keluhan pengrajin, dan hadir memberi solusi,” ujarnya.
Menurutnya, kesejahteraan pengrajin adalah kunci kualitas karya.
“Tidak mungkin kita menuntut produk kelas dunia jika kondisi pengrajin tidak kita perhatikan. Maka, tugas kita adalah hadir, mendampingi, dan membuka jalan mereka menuju pasar yang lebih luas,” tegasnya.
Bunda Sinta juga mengajak seluruh pengurus Dekranasda untuk bersatu padu menghadapi tantangan global.
“Persaingan tenun dan kriya antar-daerah makin ketat. Kalau kita masih jalan sendiri-sendiri, kita akan tertinggal. Jadi, berhenti sekadar menuntut, saatnya bekerja nyata untuk pengrajin NTB,” pungkasnya.












