Polemik seputar pemilihan Ketua dan Anggota Senat Universitas Mataram (Unram) mulai memanas. Namun, di tengah ramainya spekulasi dan isu penjegalan, Advokat senior NTB sekaligus mantan Ketua Senat Fakultas Hukum Unram, Iwan Slenk, menegaskan bahwa seluruh proses pemilihan telah berjalan On the track sesuai regulasi yang berlaku. Ia pun menyerukan agar polemik ini dihentikan dan publik menghormati mekanisme demokrasi kampus.
SUMBAWAPOST.com, Mataram- Suhu politik kampus di Universitas Mataram (Unram) mulai memanas. Proses pemilihan Senat dan tahapan menuju pemilihan Rektor Unram kini menjadi sorotan publik.
Salah satu isu yang ramai diperbincangkan adalah pemilihan Ketua dan Anggota Senat Universitas Mataram.
Advokat senior NTB sekaligus mantan Ketua Senat Fakultas Hukum Unram, Iwan Slenk, menilai ramainya perdebatan dan spekulasi yang muncul merupakan tanda positif bahwa publik kini ikut peduli terhadap proses demokrasi di kampus.
“Artinya dulu proses ini biasa-biasa saja, tidak menjadi diskusi di ruang publik paling hanya di kalangan internal kampus saja. Namun sekarang menjadi luar biasa, para kelompok alumni pun sudah bermunculan memberikan ragam pendapat, tanggapan, dan penilaian atas pemilihan Anggota Senat Unram tersebut,” ujar Iwan Slenk.
Menurutnya, kondisi ini mencerminkan dinamika sehat dalam upaya menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Ia menegaskan bahwa proses pemilihan telah berjalan sesuai regulasi. “Proses tersebut telah berjalan dengan baik sesuai regulasi yang ada, yaitu Peraturan Senat Universitas Mataram Nomor 1 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Ketua serta Anggota Senat Universitas Mataram,”jelasnya.
Terkait berbagai isu miring seperti dugaan penjegalan terhadap calon tertentu, Iwan menilai hal itu terlalu tendensius dan tidak berdasar.
“Jadi tidak ada masalah jika telah dijalankan sesuai ketentuan yang berlaku. Mengenai adanya indikasi penjegalan dan lain-lain terhadap pribadi seseorang itu sangat tendensius sekali. Justru opini itu hanya akan menunjukkan kekecewaan pribadi saja,”tambahnya.
Iwan Slenk pun mengimbau agar polemik dihentikan karena semua tahapan sudah berjalan berdasarkan aturan resmi.
Lebih jauh, ia menyarankan agar persoalan-persoalan internal dapat diselesaikan secara proporsional di tingkat fakultas. “Jika ada masalah di fakultas, selesaikan di fakultas. Karena senat universitas adalah orang pilihan dari fakultas yang terbaik tanpa cacat moral dan etika dengan integritas hukum tertinggi dalam perguruan tinggi,” tegasnya.












