SUMBAWAPOST.com, Bima- Pascabanjir besar yang melanda Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, pada 2 Februari 2025 lalu, masyarakat masih terus berjuang dengan kondisi penuh keterbatasan. Di tengah lambannya perhatian pemerintah, warga Desa Nanga Wera terpaksa merogoh kocek sendiri untuk memperbaiki dam dan talut yang rusak akibat terjangan banjir.
Sekretaris Desa (Sekdes) Nanga Wera Isunarion membenarkan bahwa perbaikan aliran air untuk lahan pertanian dilakukan secara swadaya oleh warga. “Iya, memang betul swadaya masyarakat sendiri. Itu karena kendala anggaran, baik provinsi maupun daerah sampai saat ini belum ada perhatian dari pemerintah,” ungkapnya saat dihubungi media ini. Selasa (30/9/2025).
Menurut Sekdes, lokasi yang rusak berada di Dam So Ntundu, Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera. Kerusakan cukup parah, dengan kondisi dam yang dalam dan panjang. Warga sudah berulang kali melakukan gotong royong sejak pascabencana banjir, namun keterbatasan tenaga dan biaya membuat perbaikan tak maksimal.
“Sudah beberapa kali masyarakat melakukan gotong royong dan swadaya sejak pascabanjir Februari lalu. Masyarakat benar-benar kesulitan karena lokasi dam tersebut juga cukup dalam dan panjang,” tambahnya.
Sekdes Nanga Wera menegaskan, masyarakat kini menaruh harapan besar pada pemerintah daerah maupun provinsi untuk segera turun tangan membantu. “Harapan kami, pemerintah segera membantu kesulitan masyarakat. Jangan dibiarkan petani berjuang sendiri,” desaknya.
Kerusakan dam dan talut ini berdampak serius bagi ratusan hektare lahan pertanian di Wera. Jika tidak segera ditangani, bukan hanya sawah yang terancam gagal panen, tapi juga masa depan ekonomi ribuan keluarga petani di wilayah tersebut.












