SUMBAWAPOST.com, Mataram – Komitmen Pemerintah Provinsi NTB dalam memperluas jejaring kerja sama internasional di bidang ketenagakerjaan kembali mendapatkan momentum strategis. Kali ini, FGV (Felda Global Ventures) Holdings Berhad salah satu perusahaan agribisnis terbesar asal Malaysia melalui mitra resminya PT Bumi Agro Nusantara, menyampaikan niat untuk memperluas operasional dengan membuka kantor cabang di Kota Mataram.
Langkah ini disambut positif oleh Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB. Kehadiran FGV dinilai sebagai sinyal optimisme sekaligus peluang emas dalam memperluas pasar kerja serta mempererat kerja sama bilateral, khususnya dalam penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sektor kelapa sawit, gula, dan karet di Malaysia.
Hal ini disampaikan oleh Plt. Kadisnakertrans Provinsi NTB dalam sebuah audiensi khusus bersama jajaran manajemen senior FGV, yang turut dihadiri oleh Mantan Anggota DPD RI asal NTB Drs. H. Lalu Suhaimy Ismy, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Kepala BP3MI NTB, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I (TPI) Mataram, rombongan FGV Holdings Berhad, serta para pemangku kepentingan lainnya. Pertemuan ini berlangsung di Dapoer Sasak, Udayana, pada Senin (9/6/2025).
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., menyoroti perhatian besar Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, terhadap isu pekerja migran. Hal ini tidak terlepas dari pengalaman panjang beliau di luar negeri dan keterlibatannya dalam penyelesaian berbagai kasus WNI.
“Kami ingin dorong masyarakat untuk bekerja secara nyaman, legal, terlindungi, dan produktif. Bahkan pernah kami pikirkan, bagaimana jika memungkinkan suami-istri yang sudah menikah bisa bekerja bersama di luar negeri, untuk meningkatkan produktivitas dan meminimalisir dampak sosial di kedua belah pihak,” ujar Miq Gite.
Lalu Gita juga berharap ke depan proses rekrutmen PMI dapat berlangsung lebih tertib dan sesuai prosedur. Selain sektor ketenagakerjaan, ia juga membuka peluang investasi di sektor jagung, tebu, dan hortikultura, khususnya di Pulau Sumbawa.












