SUMBAWAPOST.com, Lombok Utara – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memperkenalkan konsep baru dalam pengembangan kawasan Taman Laut Pandanan, Lombok Utara. Konsep ini mengedepankan prinsip ramah lingkungan, berbasis komunitas, serta menolak segala bentuk praktik yang dapat meminggirkan masyarakat lokal.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, dalam sambutannya pada peringatan Hari Laut Dunia dan Hari Segitiga Karang yang berlangsung pada Senin (9/6).
“Kalau kita bicara tentang daerah ini, tidak cukup bicara mengenai pantai. Seperti tadi disampaikan, 3E (Environment, Economy, dan Equity, red) itu sebetulnya kita bicara tentang ekosistem laut. Ekosistem laut itu bukan hanya lautnya, tapi juga pesisirnya, pantainya, dan manusia yang tinggal di sekitarnya, bahkan udaranya,” tegas Gubernur.
Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan bahwa Taman Laut Pandanan memiliki keistimewaan tersendiri. Kawasan ini menjadi jalur migrasi burung elang alap atau elang Siberia dan termasuk salah satu lokasi terbaik untuk aktivitas pengamatan burung (bird watching). Di samping itu, kawasan ini juga memiliki situs vulkanik yang berasal dari gunung merapi purba.
Menurut Gubernur, peringatan Hari Laut Sedunia yang dilaksanakan di kawasan tersebut merupakan momentum penting untuk memperkuat komitmen kolektif dalam menjaga serta mengembangkan wilayah ini.
“Ini membutuhkan kesadaran dan komitmen dari kita semua. Yang paling membahagiakan, mendengarkan cerita bagaimana teman-teman mahasiswa dan mahasiswi, teman-teman kampus, memberi perhatian kepada konservasi kelautan ini. Artinya, kalau yang muda sudah memberikan perhatian, masa depan kita cerah,” ujar Gubernur.
Ia juga menekankan bahwa laut merupakan milik bersama seluruh umat manusia. Segala aktivitas yang terjadi di kawasan ini akan memberikan dampak pada negara-negara lain. Oleh karena itu, menjaga kelestarian ekosistem laut di NTB adalah bentuk kontribusi nyata dalam mewujudkan dunia yang lebih baik.












