SUMBAWAPOST.com, Mataram – Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) NTB yang juga anggota DPRD Provinsi NTB, Nadirah Al-Habsyi, memberikan apresiasi tinggi terhadap respon cepat Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Wilayah NTB dan jajaran Polres Lombok Timur dalam menggagalkan dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan puluhan remaja.
Aksi penyelamatan tersebut bermula dari laporan seorang warga di Kecamatan Sakra Timur yang kehilangan kontak dengan anaknya setelah dijemput seseorang yang diduga kuat merupakan calo. Para remaja ini dijanjikan pekerjaan di Kalimantan dengan bayaran tinggi, namun belakangan terungkap bahwa mereka hampir menjadi korban TPPO.
“Ini bukan penyelamatan biasa, ini penyelamatan masa depan generasi muda NTB. Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi sedalam-dalamnya kepada SBMI dan aparat Polres Lombok Timur,” ujar Nadirah Al-Habsyi Selasa (5/8/2025).
Nadirah Al-Habsyi dan juga istri dari Sekwil GP Ansor NTB Arman Anwar menilai keberhasilan ini tidak hanya menyelamatkan para remaja dari bahaya eksploitasi, tetapi juga menjadi peringatan keras bahwa praktik perdagangan orang masih mengintai, terutama di wilayah pedesaan yang rentan.
Anggota DPRD NTB dari NTB VI (Bima, Dompu dan Kota Bima) ini menekankan pentingnya edukasi sejak dini kepada masyarakat, terutama kepada para orang tua dan remaja, agar lebih waspada terhadap tawaran kerja yang tidak jelas prosedur dan legalitasnya.
“Kita harus cegah dari hulu. Orang tua perlu diedukasi tentang modus-modus TPPO. Banyak di antara mereka tergoda karena janji manis yang menyesatkan,” katanya.
Mantan Anggota DPRD Kabupaten Dompu Dua Periode ini juga mendorong agar semua pihak, mulai dari eksekutif, legislatif hingga elemen masyarakat sipil, membangun sistem perlindungan anak dan remaja yang kokoh serta berkelanjutan.
“Jangan biarkan sindikat perdagangan orang punya ruang bergerak. Usut tuntas dan tegakkan hukum. Masa depan anak-anak kita bukan untuk diperjualbelikan,” tegasnya.
Kronologi Penyelamatan 20 Remaja Calon Korban TPPO
Pada Selasa (29/7/2025), sebanyak 20 remaja dijemput secara mendadak oleh orang tak dikenal yang diduga sebagai calo. Mereka dijanjikan akan bekerja di Kalimantan dengan gaji besar. Namun kecurigaan muncul ketika salah satu orang tua di Sakra Timur melapor ke desa dan meminta pendampingan SBMI untuk membuat laporan ke Polres Lombok Timur.
Dari hasil koordinasi cepat lintas instansi Polres Lombok Timur, Polres Lombok Barat, Polresta Mataram, SBMI, dan BP2MI diperoleh informasi bahwa para remaja itu berada di Pelabuhan Lembar dan hendak diberangkatkan.
Pada Sabtu malam (1/8/2025), mereka berhasil diselamatkan dan dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Usia mereka mayoritas masih 15 tahun. Ironisnya, ada yang KTP-nya diubah jadi 18 tahun. Padahal baru masuk SMA,” ungkap Ketua SBMI NTB, Usman.
Kasatreskrim Polres Lombok Timur, AKP I Made Dharma Yulia Putra, menyatakan bahwa pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan terhadap para calon korban untuk menggali informasi lebih jauh soal jaringan TPPO ini.
“Kami dalami siapa yang berperan sebagai perekrut, pengantar, dan siapa yang berdiri di balik jaringan ini. Semua kemungkinan kami buka,” ujarnya.












