Siapa bilang wakil rakyat tak bisa hidup sederhana? Setelah gedung megah DPRD NTB luluh lantak diamuk api saat aksi unjuk rasa mahasiswa, para wakil rakyat kini naik kelas ke garasi. Rapat-rapat komisi digelar di sela deretan mobil, musholla jadi ruang sidang darurat, sementara paripurna numpang di kantor gubernur. Ironisnya, di tengah puing-puing kebakaran, DPRD NTB masih harus menjaga wibawa sebagai rumah aspirasi rakyat. Aktivitas kedewanan tidak boleh berhenti, semua aspirasi akan tetap diterima.
SUMBAWAPOST.com, Mataram- Pasca gedung DPRD NTB ludes dilalap api akibat aksi unjuk rasa mahasiswa yang berujung ricuh pada Sabtu (30/6) lalu, para wakil rakyat kini dipaksa memutar otak agar roda kedewanan tetap berjalan. Solusinya? Garasi disulap jadi ruang rapat, bahkan musholla pun disulap jadi kantor darurat.
Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda, menegaskan bahwa seluruh aktivitas alat kelengkapan DPRD hingga kegiatan ASN sekretariat DPRD NTB akan tetap dipusatkan di eks kantor DPRD di Jalan Udayana, Kota Mataram, meskipun kondisi bangunan masih memprihatinkan.
“Jadi, untuk rapat-rapat lima komisi dan badan-badan di DPRD NTB akan kita lakukan di semua garasi yang sudah kita cek dan dalam kondisi layak,” ujar Isvie, Sabtu (6/9).
Meski kantor utama tinggal puing-puing, politisi Partai Golkar ini menegaskan bahwa aktivitas DPRD tidak boleh berhenti. Sejumlah pansus dan komisi bahkan sudah menggelar rapat darurat di musholla kantor, sembari berkoordinasi dengan mitra OPD.
“Dan, kalau sidang paripurna, kita tetap mempertimbangkan menggunakan ruang Rinjani, komplek kantor gubernur NTB. Pilihan gedung itu, sangat representatif,” tegas Isvie.
Isvie menambahkan, meski DPRD sedang dalam kondisi keprihatinan, mereka tidak akan mengendurkan kinerja dan pelayanan terhadap masyarakat.
“Kami (DPRD) siap menerima semua aspirasi mahasiswa dan kelompok manapun sepanjang dilakukan secara baik dan beretika,” tandasnya lantang.
Dengan gedung DPRD kini rata tanah, para wakil rakyat harus beradaptasi dengan situasi darurat. Rapat di garasi, koordinasi di musholla, bahkan rencana paripurna di kantor gubernur menjadi potret nyata semangat kerja DPRD NTB yang tak padam meski kantor mereka sudah dilahap api.












