SUMBAWAPOST.com, Mataram – Kota Mataram tak sekadar diguyur hujan pada Minggu, 6 Juli 2025. Ia meraung dalam genangan, memekik dalam bencana. Sejak pagi hingga malam, hujan deras mengguyur tanpa ampun, mengubah jalanan jadi sungai dan rumah-rumah jadi danau darurat. Tapi air tak hanya menyapu aspal ia menerjang hingga ke jantung semangat intelektual perempuan HMI.
Di tengah badai itu, Latihan Khusus Kohati (LKK) Tingkat Nasional 2025 yang digelar di BPSDM Provinsi NTB berubah total. Forum ilmiah yang seharusnya penuh semangat dan intelektualitas mendadak menjadi panggung dramatis penuh jeritan dan air mata.
Ketua Umum Kohati PB HMI, Sri Meisista, sedang berdiri penuh wibawa di depan forum. Tapi pidatonya mendadak terpotong bukan oleh interupsi, tapi oleh banjir setinggi leher yang menerobos masuk dari arah Kampus UNDIKMA. Materi intelektual tak sempat tuntas, karena ruangan lebih dulu tenggelam dalam kepanikan.
Jeritan memecah ruangan. Para peserta ratusan perempuan muda dari seluruh penjuru Indonesia menangis, berpelukan, berteriak, dan berlari. Buku catatan, materi pelatihan, dan perangkat elektronik terapung bersama sandal dan air mata. Banyak yang hanya bisa menyelamatkan diri, bukan idealismenya.
Namun di tengah kepanikan, panitia lokal bertindak heroik. Satu per satu peserta dievakuasi meski harus melawan arus deras di dalam gedung. Tidak ada korban jiwa, tapi trauma mendalam pasti membekas. Banyak yang datang dengan semangat belajar, tapi pulang membawa kenangan yang mengguncang jiwa.
“Saya datang untuk menimba ilmu dan memperjuangkan posisi perempuan di tengah arus globalisasi. Tapi justru kami belajar bagaimana bertahan hidup,” ujar seorang peserta yang tidak mau disebutkan namanya dengan suara sedih dan mata bengkak karena menangis.
Sementara, Ketua Umum Kohati PB HMI, Sri Meisista menyampaikan banjir ini bukan sekadar bencana alam ia menjadi ujian spiritual, intelektual, dan emosional bagi Kohati.
“Di tengah air bah, para kader tak hanya diuji dengan teori, tapi dengan kenyataan brutal bahwa perjuangan bisa datang dalam bentuk tak terduga. menyelamatkan nyawa dan martabat dalam satu tarikan napas,”terangnya dalam keterangan yang diterima media ini.
Meski air sudah surut, tekad mereka belum pudar. Di balik luka dan trauma, semangat kaderisasi tetap menyala. Kohati tak tumbang oleh bencana, malah mereka justru ditempa.
Sementara, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, langsung meninjau lokasi banjir sejumlah titik di kota Mataram.
⠀
Banjir setinggi pinggang hingga atap rumah ini membuat banyak warga terjebak dan membutuhkan evakuasi. Gubernur pun langsung instruksikan Basarnas, Tagana, dan TNI AL untuk turun membantu penanganan.
⠀
“Saya minta Basarnas, Tagana, maupun TNI AL untuk segera turun membantu warga,” tegas Miq Iqbal.
⠀












