Senator DPD RI Dapil NTB, Mirah Midadan Fahmid, menggaungkan misi besar dari ruang Senayan yakni membuka jalan bagi tembakau dan kopi NTB menembus pasar global. Dalam rapat bersama jajaran Direksi PTPN, ia menegaskan bahwa hasil bumi NTB bukan sekadar komoditas lokal, melainkan aset strategis yang harus dikelola dengan manajemen modern, intervensi pasar, hingga sertifikasi internasional agar mampu bersaing di kancah dunia.
SUMBAWAPOST.com, Jakarta- Anggota DPD RI Dapil NTB, Mirah Midadan Fahmid, kembali menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan sektor unggulan daerah. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama jajaran Direksi PT Perkebunan Nusantara (PTPN), Mirah menyuarakan aspirasi terkait potensi besar NTB di sektor perkebunan, khususnya tembakau dan kopi.
“Walaupun PTPN saat ini belum memiliki lahan perkebunan di NTB, saya mendorong agar peran serta dan jaringan yang dimiliki PTPN dapat dimaksimalkan. Mulai dari intervensi pasar, manajemen pascapanen tembakau, hingga pelatihan geo-tagging dan penyusunan dokumen due diligence berbasis EUDR untuk kopi,” tegas Mirah dalam forum tersebut.
Menurutnya, langkah itu penting agar petani kopi NTB bisa memenuhi standar European Union Deforestation Regulation (EUDR), sebuah persyaratan yang kini menjadi tiket emas untuk menembus pasar Eropa.
Aspirasi tersebut tidak sekadar menjadi catatan, melainkan langsung disambut positif oleh jajaran Direksi PTPN. Beberapa tindak lanjut konkret bahkan mulai dibicarakan, seperti Pengambilan sampel tembakau NTB untuk ditawarkan kepada buyer PTPN melalui kerja sama pemasaran. Dan juga berbagi pengetahuan terkait sertifikasi EUDR, guna memperkuat akses kopi NTB di pasar internasional.
Mirah optimistis, sinergi antara PTPN dan masyarakat NTB dapat menjadi tonggak baru dalam pemberdayaan petani lokal.
“Harapan saya, langkah ini bisa menjadi awal dari sinergi nyata antara PTPN dan masyarakat NTB, untuk memperluas peluang produk unggulan daerah agar mampu bersaing di pasar global,” ungkapnya.
Gerakan yang digagas Mirah sejalan dengan visinya, yakni Gerakan MIRAH dan Membangun Indonesia Dari Daerah, yang terus mendorong NTB agar tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai sentra komoditas unggulan dunia.