SUMBAWAPOST.com, Mataram – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) makin serius menuntaskan persoalan kemiskinan ekstrem. Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menerima audiensi Rotary International District 3420 di ruang kerjanya, Rabu (27/8), untuk membahas kolaborasi strategis dalam program Transformasi Desa Berdaya.
Dalam pertemuan itu, Gubernur Iqbal menegaskan bahwa percepatan penanganan desa miskin ekstrem tidak bisa dilakukan sendiri. “Kuncinya kolaborasi dan orkestrasi. Semua pihak harus turun tangan, mulai dari pemerintah pusat, kabupaten/kota, NGO, CSR perusahaan, hingga elemen masyarakat,” tegasnya.
Iqbal menjelaskan, Pemprov NTB telah memetakan 106 desa yang masuk kategori miskin ekstrem. Program intervensi dilakukan bertahap dengan target ambisius yakni dalam empat tahun ke depan, desa-desa ini harus keluar dari jerat kemiskinan.
Tahun ini, 20 desa sudah menjadi prioritas. Pemerintah melakukan pemetaan menyeluruh untuk menemukan akar persoalan sosial-ekonomi sekaligus mengidentifikasi potensi lokal sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Setelah pemetaan, kami tetapkan parameter yang jelas. Dari situ akan terlihat apakah sebuah desa sudah benar-benar bertransformasi. Parameter ini juga akan menjadi acuan nasional bagi pusat, daerah, hingga NGO dalam mendukung program,” jelasnya.
Sementara itu, District Governor Rotary International, Dyah Anggraeni, menyatakan kesiapannya menggandeng Pemprov NTB dalam memperluas dampak sosial, terutama pada isu kesehatan perempuan dan pemberdayaan ekonomi desa.
“Perhatian Gubernur terhadap pemberdayaan desa dan kesehatan sejalan dengan misi Rotary International. Kami siap bersinergi, agar upaya ini membawa perubahan nyata bagi masyarakat NTB,” ujarnya optimistis.
Dengan sinergi lintas lembaga ini, Pemprov NTB dan Rotary International berharap desa-desa miskin ekstrem di NTB bukan hanya keluar dari garis kemiskinan, tetapi juga mampu berdikari secara ekonomi dan menjadi contoh sukses pembangunan berbasis kolaborasi.












