SUMBAWAPOST.com, Mataram – Wakil Gubernur NTB, Indah Dhamayanti Putri, S.E., M.IP., atau yang akrab disapa Umi Dinda, tampil blak-blakan dalam forum Diseminasi Laporan Perekonomian NTB. Tak hanya menyoroti capaian positif, ia juga ‘menelanjangi’ sederet persoalan ekonomi yang masih membelit daerah ini, mulai dari hilirisasi yang belum optimal, ketimpangan yang menganga, hingga ancaman perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas.
Hal itu disampaikan saat membuka secara resmi Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi NTB Triwulan I Tahun 2025, yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, Senin (19/5), di Gedung Serba Guna BI NTB.
Kegiatan ini merupakan agenda rutin BI untuk menyampaikan hasil asesmen komprehensif terhadap kondisi ekonomi global, nasional, dan regional, termasuk dinamika serta prospek perekonomian NTB. Diseminasi ini bertujuan meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan terhadap tantangan dan peluang ekonomi daerah sebagai dasar perumusan kebijakan pembangunan berbasis data (evidence-based).
Dalam sambutannya, Wagub menyampaikan bahwa NTB tengah bersiap menyongsong visi besar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.
“Dalam visi tersebut, transformasi ekonomi berkelanjutan, pembangunan manusia unggul, serta penguatan daya saing daerah menjadi prioritas utama,” ungkap Umi Dinda.
Ia menekankan pentingnya penguatan hilirisasi dan pengembangan industri lokal,
“Agar komoditas unggulan NTB seperti hasil pertanian, perikanan, dan pertambangan dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi masyarakat,” bebernya.
Umi Dinda juga menegaskan pentingnya penciptaan iklim investasi dan usaha yang kondusif, terutama bagi pelaku UMKM dan sektor padat karya, demi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Ia turut menyoroti pentingnya pengembangan SDM melalui pendidikan vokasi dan pelatihan kerja, serta pemanfaatan teknologi digital untuk mendorong produktivitas dan perluasan akses ekonomi.
“Penguatan ketahanan pangan dan energi lokal juga dinilai sebagai fondasi utama pembangunan berkelanjutan yang harus dijaga bersama,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub juga mendorong kolaborasi multipihak agar NTB menjadi daerah yang ramah terhadap investor, pelaku usaha, dan inovator yang memberi nilai tambah bagi pembangunan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa kinerja ekonomi NTB pada triwulan I 2025 memang menunjukkan tren positif. Namun, tekanan global dan regional tetap tinggi. Sektor pengolahan, pertanian, pariwisata, dan ekspor tambang masih menjadi motor utama pertumbuhan.
“Namun, tantangan struktural seperti ketimpangan, keterbatasan lapangan kerja berkualitas, serta kerentanan terhadap perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas tetap perlu diantisipasi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi tak bisa hanya diukur dari angka pertumbuhan, melainkan juga dari kualitas, inklusivitas, dan keberlanjutannya. Ia pun mengapresiasi kontribusi BI Provinsi NTB dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan tersebut.
“Saya berharap laporan ini dapat menjadi rujukan strategis dalam merumuskan kebijakan yang tepat sasaran dan responsif terhadap perubahan zaman,” ungkapnya.
Menutup sambutannya, Umi Dinda mengajak seluruh peserta untuk menjadikan forum diseminasi ini sebagai ruang diskusi produktif dalam menyusun langkah konkret demi memperkuat sinergi lintas sektor, menuju kemajuan ekonomi NTB yang berkelanjutan.
Acara ini turut dihadiri unsur Forkopimda, para bupati dan wali kota se-NTB, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.












