SUMBAWAPOST.com, Mataram – Kekhawatiran masyarakat NTB terhadap kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (LPG subsidi) tak kunjung reda. Hingga akhir Juli 2025, antrean panjang warga demi mendapatkan tabung gas melon/gas LPG masih terlihat di berbagai wilayah.
Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal NTB, Mirah Midadan Fahmid, menyoroti serius kondisi tersebut. Ia menilai pemerintah terlihat lamban dalam merespons keluhan masyarakat yang kesulitan mendapatkan LPG bersubsidi.
“Ini bukan sekadar kelangkaan gas, tapi sudah menyentuh hajat hidup orang banyak. Warga tidak bisa masak, pelaku UMKM terganggu operasionalnya, dan dampaknya benar-benar terasa di lapangan. Pemerintah harus bergerak cepat,” tegas Mirah dalam keterangannya, Kamis (31/7).
Di sejumlah daerah seperti Kecamatan Sape dan Kota Bima, antrean warga terlihat mengular sejak pagi buta. Di Kabupaten Sumbawa pun situasi tak jauh berbeda. Banyak warga rela menunggu berjam-jam dengan harapan bisa membawa pulang satu tabung gas.
Mirah menambahkan, kondisi ini jelas memukul kehidupan masyarakat kecil. Ia mendesak pemerintah pusat dan daerah segera melakukan langkah nyata, mulai dari penambahan distribusi hingga pengawasan penyaluran LPG 3 kg agar tepat sasaran.
“Kalau masalah ini terus dibiarkan, yang rugi masyarakat kecil. Jangan sampai pemerintah hanya sekadar menunggu laporan, tapi tidak ada aksi nyata di lapangan,” ujarnya menohok.
Menurutnya, keterlambatan penanganan juga berpotensi memicu permainan harga di tingkat pengecer. “Saat ini saja ada indikasi harga di lapangan sudah melambung jauh di atas HET. Ini harus diusut dan dibenahi,” pungkasnya.












