SUMBAWAPOST.com, Mataram- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB menutup operasional Sekolah Luar Biasa (SLB) Nurul Ilmi di Bima. Penutupan dilakukan karena sekolah swasta tersebut sudah tidak aktif lagi, namun diduga masih menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Program Indonesia Pintar (PIP).
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus Dikbud NTB, Hj Eva Sofia Sari, mengatakan bahwa ada tiga SLB swasta di Bima yang menjadi sorotan, yakni SLB Bukit Bintang, Nurul Ilmi, dan Al Hikmah.
“Kami telah menindaklanjuti soal SLB swasta tersebut,” kata Eva saat dihubungi media ini kemarin.
Ia menjelaskan bahwa izin operasional SLB Nurul Ilmi telah resmi dicabut. Keputusan itu diambil setelah beberapa kali dilakukan kunjungan ke lokasi bersama KCD Kabupaten dan Kota Bima, pengawas, serta Ketua MKKS SLB, namun tidak ditemukan adanya proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Itu memang kami sudah tutup izin operasional, saya lupa tanggalnya. Saya punya dokumennya, karena dari beberapa kali kunjungan tidak ada memang kegiatan belajar mengajar,” ungkap Eva.
Pihak Yayasan Nurul Ilmi juga tidak membantah penutupan tersebut. Mereka mengakui sekolah sudah tidak menjalankan proses KBM dan menerima keputusan pencabutan izin.
“Pihak yayasan mengakui salah dan menerima dinonaktifkan untuk izin operasional. SLB itu sudah tidak ada di dapodik,” ujarnya.
Sementara untuk SLB Bukit Bintang, Eva menyebut pihaknya telah melakukan tindak lanjut dengan melakukan inspeksi lapangan bersama Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
“Jadi mereka turun untuk mengaudit. Bukan lagi monev, tapi sudah diaudit,” tegasnya.
Namun, hingga saat ini Dikbud NTB masih menunggu hasil keputusan audit dari Kemendikdasmen.
“Terakhir kami tanya ke pusat, tanggal 17 April terkait putusan, tapi ketua tim auditor bilang tunggu putusan dari Bu Inspektur. Sampai saat ini belum ada putusan untuk SLB Bukit Bintang,” jelasnya.
Terkait SLB Al Hikmah, Eva membantah kabar bahwa sekolah tersebut tidak menjalankan KBM. Menurutnya, dari hasil kunjungan terakhir tim Dikbud, sekolah itu masih aktif.
“Itu ada kegiatan KBM dan selama ini yang diberitakan Al Hikmah itu tidak ada KBM, ya salah. Ada fotonya saat ujian sekolah dan itu tidak mati,” katanya.
Ia menegaskan bahwa seluruh SLB di NTB wajib melaporkan kegiatan harian, termasuk mengirimkan foto kegiatan KBM.
“Kalau Nurul Ilmi dan Bukit Bintang memang tidak ada laporan,” ungkapnya.
Untuk SLB Al Hikmah, lanjut Eva, kunjungan terakhir membuktikan adanya KBM yang didukung dengan dokumen.
“Saya lihat dokumennya, ada KBM, guru kunjung juga ada. Siswanya ada, sekitar 11 orang,” ujarnya.
Mengenai laporan bahwa sejumlah SLB menaikkan jumlah siswa, Eva menegaskan tidak menolerir praktik semacam itu. Namun, tidak semua SLB melakukan hal tersebut.
“Memang saya salahkan teman-teman (menaikkan jumlah siswa). Tapi setelah saya tanyakan, mana sisanya, ternyata beberapa SLB bilang mereka ada guru kunjung, mereka berkunjung ke siswa. Karena mereka kendala transportasi, ada kok absennya ke rumah-rumah,” sebutnya.
Ia telah meminta seluruh SLB swasta untuk melaporkan jumlah siswa secara jujur dan sesuai data faktual ke dalam Dapodik.
“Jadi gak perlu lah banyak-banyak, harus sesuai faktual dan realita. Kalau memang sembilan, ya sembilan. Itupun sudah dihitung 60 siswa, kan begitu. Kita akan cek kembali ke Dapodik terkait jumlah siswa ini,” ujar Eva.
Terakhir, Eva meminta kepada anggota DPRD NTB Muhammad Aminurlah, yang sering menyoroti SLB, untuk turun langsung ke lapangan dan tidak hanya mengandalkan laporan warga.
“Masih banyak yang bagus-bagus dan aktif. Saya mengajak teman-teman SLB agar kalimat SLB fiktif tidak ada lagi. Saya minta giatkan lagi proses KBM di SLB swasta dan mereka berkomitmen,” tandasnya.












