SUMBAWAPOST.com, Bima – Pernyataan mengejutkan datang dari Anggota DPRD Kabupaten Bima, Syaifullah, saat menghadiri dialog publik bertajuk “NTB Bersih Narkoba: Rencana Aksi dan Evaluasi Berkala SEMMI NTB, Aparat Penegak Hukum (APH) dan Pemerintah Daerah yang digelar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) NTB. Senin malam (14/4) kemarin.
Dalam forum yang menghadirkan berbagai elemen penting itu, Syaifullah membeberkan kisah yang menurutnya mencerminkan buramnya penegakan hukum dalam pemberantasan narkoba di Bima dan NTB secara umum.
“Saya pernah datang langsung ke Polres Bima bersama tokoh masyarakat, membawa segudang laporan tentang pembunuhan, pembacokan, dan perampokan yang diduga kuat akibat narkoba. Tapi yang mengejutkan, bukannya ditindaklanjuti, saya malah hampir dites urine,” ungkap Syaifullah dengan nada kecewa.
Cerita itu menurutnya bukan sekadar pengalaman pribadi, tapi potret buram respon aparat terhadap jeritan masyarakat. Ia menyebutkan bahwa hampir seluruh masyarakat Kabupaten Bima telah mengalami semacam “distres sosial” akibat lemahnya penanganan narkoba dan tindakan hukum yang terkesan main-main.
“Bayangkan, orang ditangkap, tapi karena barang bukti sedikit, katanya tidak bisa diproses lanjut. Siapa yang menentukan itu layak atau tidak? Aparat seharusnya transparan. Kita tidak pernah diberi penjelasan resmi,” tegasnya.
Syaifullah menegaskan, pemberantasan narkoba akan menjadi omong kosong jika tidak didukung oleh aparat penegak hukum yang serius dan jujur.
“Kalau masyarakat sendiri yang harus menangkap bandar narkoba, itu gila. Bisa-bisa malah kita yang dijerat hukum. Jadi nonsens kita bicara perang melawan narkoba kalau aparatnya justru tidak mendukung,” tutupnya.












