SUMBAWAPOST.com, Mataram – Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) berhasil mencetak prestasi gemilang di ajang nasional. Tiga mahasiswa Teknik Sipil UNIZAR, yakni Muhammad Khoirul Anam, Zety Ardina Diaul Adha, dan I Gde Hendra Mercika, meraih juara pertama pada Lomba Rancang Bendungan Nasional (LRBN) Ke-VIII yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Mataram (UNRAM) pada 29-31 Oktober 2024.
Kompetisi ini diikuti oleh 22 tim dari berbagai universitas ternama di Indonesia, dan delapan finalis dari berbagai kampus besar, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Brawijaya, dan Universitas Negeri Yogyakarta, terpilih untuk berlaga.
Tim UNIZAR berhasil unggul dengan rancangan bendungan yang memanfaatkan konsep Internet of Things (IoT) yang memungkinkan bendungan mendeteksi potensi banjir dan mengatur pintu air secara otomatis. Desain inovatif ini terinspirasi dari bendungan-bendungan di Pulau Lombok, seperti Bendungan Batujai dan Bendungan Pandandure, dengan fokus pada integrasi teknologi untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan infrastruktur.
“Penggunaan teknologi loT dalam desain kami bertujuan menunjukkan bahwa inovasi teknologi dapat diintegrasikan pada infrastruktur vital. Dengan teknologi ini, kami berharap desain kami bisa menjadi inspirasi bagi proyek-proyek bendungan yang lebih modern dan aman,” ujar Muhammad Khoirul Anam.
Selain inovasi teknologinya, tim UNIZAR juga menekankan konsep ramah lingkungan dengan mengadopsi desain terowongan untuk menjaga area hijau di sekitar bendungan. Menurut Khoirul Anam, keberhasilan mereka bukan hanya soal gelar juara, melainkan juga pembuktian bahwa UNIZAR mampu bersaing di panggung nasional dengan universitas besar lainnya.
Dalam persiapan lomba, tim ini dihadapkan dengan tantangan waktu. “Waktu persiapan adalah kendala utama bagi kami. Biasanya, desain teknik seperti ini memerlukan waktu yang lebih panjang, tetapi kami harus menyelesaikan rancangan hanya dalam sebulan dan maket dalam dua minggu. Kekuatan dan kerja sama tim sangat membantu kami mengatasi keterbatasan ini,” ungkap Zety Ardina Diaul Adha.