SUMBAWAPOST.com, Mataram – Siapa bilang anak madrasah cuma jago ngaji? Nafasha Irhabnabil, pelajar MTsN 1 Lombok Tengah, berhasil membuktikan bahwa santri juga bisa jadi jawara sains. Dalam ajang Olimpiade Sains Hardiknas NTB 2025, Nafasha menyabet medali emas tertinggi di kategori Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tingkat SMP.
Kompetisi bergengsi ini digelar pada Sabtu, 31 Mei 2025, di FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram, diikuti oleh ratusan siswa dan guru dari berbagai jenjang pendidikan se-Nusa Tenggara Barat.
Dengan skor tertinggi 82,00 poin, Nafasha tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga membawa nama harum Lombok Tengah di tengah ketatnya persaingan antar sekolah dari seluruh NTB.
Prestasi Nafasha disambut bangga oleh berbagai kalangan. Seorang warga Lombok Tengah, Sabri, menyampaikan rasa syukurnya atas capaian tersebut.
“Alhamdulillah, ananda telah mengharumkan nama madrasah dan Lombok Tengah. Sukses ananda,” ujar Sabri. Minggu (1/06).
Selain Nafasha, dua medali emas lainnya diraih oleh Made Raditya Arya Saputra dari SMPN 6 Mataram (80,00) dan Dimas Rizky Andrean dari SMPN 15 Mataram (79,00). Lima peserta lainnya meraih medali perak dengan skor antara 74 hingga 67, dari sekolah seperti SMPK Tunas Daud, SMPIT Anak Sholeh, dan SMP IT Abu Hurairah.
Sementara itu, kategori medali perunggu diisi oleh tujuh peserta dengan skor antara 61 hingga 55, berasal dari sekolah seperti MTsN 1 Mataram, SMPN 1 Mataram, dan SMPK Kesuma Mataram.
Ajang tahunan ini diselenggarakan secara luring oleh POSI (Pelatihan Olimpiade Sains Indonesia) dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan serta daya saing akademik siswa dan guru.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi NTB, Direktur POSI Cabang NTB, dan Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram, yang memberikan sambutan serta apresiasi atas antusiasme peserta dari seluruh wilayah NTB.
Dengan torehan emas ini, Nafasha tidak hanya mengangkat nama sekolah dan daerah, tetapi juga menjadi inspirasi bahwa prestasi bisa datang dari mana saja termasuk dari madrasah yang tak hanya mendidik akhlak, tapi juga mencetak ilmuwan muda.












