SUMBAWAPOST.com, DOMPU – Gelombang keresahan masyarakat Dompu akhirnya memuncak. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Dompu tak lagi bisa berdiam diri. Dalam pertemuan yang berlangsung panas dengan Ketua DPRD Kabupaten Dompu, Ir. Muttakun pada hari Minggu 9 Maret 2025. Pada kesempatan tersebut IMM melemparkan sederet tuntutan terkait persoalan daerah yang kian genting bencana ekologis, kesejahteraan tenaga kerja, dan ancaman narkoba yang semakin menggila.
Banjir Makin Parah, IMM Ultimatum: Saatnya Tobat Ekolog
Ketua IMM Dompu, Hafi Darmawan, dengan lantang menegaskan bahwa banjir yang kerap menghantam Dompu bukan sekadar musibah biasa, melainkan buah dari keserakahan manusia. Pembalakan liar, alih fungsi lahan, dan minimnya penghijauan membuat daerah ini semakin rapuh.
“Sudah cukup kerusakan ini dibiarkan! Infrastruktur bukan solusi tunggal. Kita butuh gerakan masif untuk menyelamatkan lingkungan, salah satunya dengan menanam mangrove dan menghentikan eksploitasi alam,” seru Hafi tegas. Senin 10 Maret 2025 dalam keterangan kepada media ini.
Gaji Buruh Tak Jelas, Honorer dalam Ketidakpastian
Selain isu lingkungan, IMM juga mempertanyakan nasib buruh dan tenaga honorer. Mereka mendesak DPRD untuk memastikan apakah gaji pekerja di Dompu sudah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR). Lebih dari itu, IMM menuntut kejelasan nasib tenaga honorer yang terancam diberhentikan akibat larangan pengangkatan tenaga Non-ASN.
“Mereka sudah bertahun-tahun mengabdi, tapi justru dipinggirkan! Bagaimana mungkin daerah ini maju kalau mereka yang telah bekerja lama justru dibiarkan tanpa kepastian?” ujar IMM dengan nada geram.
Narkoba Masuk Desa, Masa Depan Generasi Muda Terancam.
Yang lebih mengkhawatirkan, IMM mengungkap fakta bahwa peredaran narkoba di Dompu semakin merajalela, bahkan telah menjangkau pelosok desa. Mereka mendesak pemerintah daerah dan aparat hukum untuk tidak lagi setengah hati dalam memerangi kejahatan ini.
“Narkoba bukan sekadar ancaman, tapi sudah jadi bom waktu bagi masa depan Dompu. Jika dibiarkan, generasi muda akan hancur. Kami menuntut tindakan nyata, bukan sekadar wacana,” tegas IMM.
DPRD Menanggapi, Tapi Apa Hanya Sekadar Retorika?
Menanggapi tuntutan IMM, Ketua DPRD Dompu, Ir. Muttakun, mengapresiasi keberanian mahasiswa dalam menyuarakan keresahan rakyat. Ia mengakui bahwa IMM tidak datang untuk meminta bantuan materi, melainkan menawarkan tenaga, pemikiran, dan solusi konkret untuk pembangunan daerah.
“Langkah IMM ini membuktikan bahwa pemuda bukan hanya penonton, tetapi pelaku perubahan. Kami akan menindaklanjuti aspirasi ini dan memastikan Dompu lebih maju, sejahtera, religius, dan berbudaya,” ujar Muttakun.












