Wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap rakyat kembali dibuktikan. Gubernur Nusa Tenggara Barat bersama DPRD NTB bergerak cepat merespons dampak banjir bandang yang melanda Wera-Ambalawi, Kabupaten Bima, Februari lalu. Melalui APBD Perubahan 2025, lebih dari Rp1 miliar lebih dialokasikan khusus untuk memperbaiki infrastruktur pertanian dan fasilitas publik yang rusak, sebagai bentuk komitmen bersama memulihkan kehidupan petani dan masyarakat terdampak.
SUMBAWAPOST.com, Mataram- Nasib para petani di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang terdampak banjir bandang di wilayah Wera-Ambalawi pada Februari 2025 lalu, akhirnya mendapat perhatian serius dari Gubernur NTB bersama DPRD Provinsi NTB.
Pemerintah daerah resmi mengalokasikan anggaran lebih dari Rp1 miliar dalam APBD Perubahan (APBD-P) Tahun Anggaran 2025 untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana tersebut.
Anggota DPRD NTB Dapil VI, Muhammad Aminurlah, mengungkapkan bahwa dana tersebut difokuskan untuk membantu petani yang kehilangan akses irigasi karena rusaknya infrastruktur pertanian, seperti bendung dan saluran air.
“Kita kasihan nasib petani. Bagaimana bisa ke depannya mereka menanam lagi. Serta normalisasi sungai dan bronjongnisasi,” kata politisi PAN itu saat diwawancarai wartawan di Mataram, Jumat (24/10).
Aminurlah menjelaskan, perbaikan tahap awal ini menjadi prioritas utama agar petani dapat segera kembali beraktivitas.
“Sekarang di APBD Perubahan sudah masuk. Anggarannya sekitar Rp1 miliar lebih,” jelasnya.
Menurutnya, baik DPRD maupun Gubernur NTB memiliki komitmen yang sama untuk memulihkan kondisi pasca-banjir, terutama pada sektor pertanian yang menjadi sumber utama ekonomi masyarakat.
“DPRD dan Gubernur memberikan perhatian untuk petani yang terdampak banjir. Insyaallah di APBD Murni 2026 akan diperbaiki DAM yang rusak akibat bencana banjir,” kata mantan anggota DPRD Kabupaten Bima tiga periode ini.
Ia menambahkan, bantuan ini tidak hanya berfokus pada infrastruktur pertanian, tetapi juga menyentuh kebutuhan masyarakat terdampak secara umum.
“Ini untuk membantu masyarakat kita petani dan perkampungan warga yang mengalami banjir kemarin,” papar politisi PAN tersebut.
Berdasarkan data pemerintah daerah, di Kecamatan Ambalawi terdapat 170 Kepala Keluarga (KK) atau 253 jiwa yang terdampak langsung. Sementara di Kecamatan Wera, terdapat 79 KK dengan 218 jiwa yang mengalami nasib serupa.
Tragedi tersebut juga menelan korban jiwa tiga orang meninggal dunia dan lima lainnya masih dinyatakan hilang.
Sebanyak tiga Kepala Keluarga (12 jiwa) kehilangan tempat tinggal karena rumah mereka tidak lagi layak huni. Total kerusakan fisik di dua kecamatan meliputi:
1. Ambalawi: 15 rumah rusak berat dan 79 unit rusak ringan.
2. Wera: 13 rumah rusak berat dan 181 unit rusak ringan.
Selain permukiman warga, fasilitas publik dan pertanian ikut hancur. Banjir merusak sembilan jembatan secara total dan dua lainnya mengalami kerusakan ringan. Pada sektor pengairan, tujuh bendung rusak berat dan 400 meter saluran irigasi jebol, membuat aktivitas pertanian warga lumpuh total.












